KOTA, MASYARAKAT KOTA, & PEMBANGUNAN PERKOTAAN

Kota adalah suatu pusat keramaian dari manusia yang menata lingkungan mereka sendiri dan dengan fasilitas-fasilitas yang mereka butuhkan. Masyarakat sekarang ini, termasuk saya sendiri banyak yang menganggap kota itu adalah peradaban modern. Mungkin ada benarnya pada pandangan secara singkat, namun tidak sepenuhnya sama. Kota tidak harus modern dan begitu juga modern bukan harus di kota. Hal itu terimplikasi dari anggapan masyarakat mengenai modern itu keren dan baik, padahal modern belum tentu baik. Yang pastinya kota memiliki berbagai fasilitas yang menopang kehidupan masyarakatnya agar bisa mandiri dalam daerah tersebut. Contoh fasilitas tersebut adalah pasar modern (mal), dan lainnya.


salemba raya sekarang
salemba raya dulu
Pembangunan kota pada era modern ini sering kali tidak mempertimbangkan struktur alam yang telah ada. Contohnya adalah keseimbangan antara lingkungan hijau dan lingkungan pemukiman dalam pembangunan kota. Demi tercapainya kemudahan-kemudahan diberbagai bidang sering kali manusia membuat berbagai fasilitas sehingga terkadang mengganggu lingkungan hidup. Contoh nyatanya bisa kita lihat sendiri di Jakarta lingkungan hijau sudah tidak banyak terlihat lagi, padahal dulunya pemukiman Jakarta adalah pemukiman hijau dan subur. Akibatnya sekarang sering banjir yang terjadi, pemanasan global, berubahnya iklim, dan banyak lagi dari segi fisiknya. Dan dari segi sosial, pembangunan yang tidak merata di Indonesia membuat masyarakat perdesaan ramai-ramai urbanisasi ke kota untuk mencari mata pencaharian baru. Karena beban hidup yang semakin tinggi dan tidak adanya pembangunan yang signifikan di daerah-daerah mereka. Dan pada akhirnya akan terjadi kesenjangan sosial, lalu melahirkan kejahatan, dan kriminalisasi di masyarakat.



patung pak tani sekarang
patung pak tani dulu

Pada titik yang sedemikian rumit itu manusia akan mencari suatu solusi. Contohnya bisa kita lihat dalam pembangunan penyerapan air di Jakarta. Pada awalnya Jakarta sistem penyerapan air langsung diresap oleh tanah, namun saat ini dialirkan melalui saluran air lalu dibuang ke sungai atau ke kali, oleh karena tidak banyaknya bidang tanah yang tersedia melainkan digantikan oleh aspal-aspal pelapis jalan. Hal tersebut pastinya tidak akan maksimal, dan akan terus menyebabkan banjir dan genangan air. Menurut saya baiknya lingkungan hidup dan pembangunan di Jakarta, dan umumnya di Indonesia harus direncanakan kedepannya dan harus juga mempertimbangkan keseimbangan alam. Bila tidak akan terus terjadi hal-hal seperti ini. Dan tanpa menyalahkan berbagai pihak, marilah kita tanya pada diri kita masing-masing, sudahkah kita melakukan sesuatu untuk alam ini? Sementara alam ini sudah memberikan sangat banyak hal. Saya kira apabila minimal 50 persen dari penduduk suatu kota menyadari hal-hal tersebut dan melaksanakannya, akan tercipta lingkungan yang damai dan asri, meski dalam suatu kota metropolitan seperti Jakarta. Dan jangan lupa berbagi kebaikan bagi sesama agar lingkungan damai lingkungan hidup kita, serta tidak ada kesenjangan yang sangat mencolok. Karena bukankah kehidupan bahagia yang kita cari dalam hidup kita ini walau kita tinggal di kota ataupun di desa?


sumber gambar : http://www.fadhilza.com/2008/11/tadabbur/jakarta-tempo-doeloe-dan-sekarang-1.html

Leave a Reply